Daun Teh Berfungsi Sebagai Sumber Antioksidan
- Admin
- Berita
FARMASI – Tanaman teh umumnya ditanam di perkebunan, dipanen secara manual, dan dapat tumbuh pada ketinggian 200 – 2300 mdpl. Teh merupakan salah satu jenis minuman yang digemari oleh berbagai kalangan masyarakat. Batang tegak berkayu, bercabang-cabang, ujung ranting dan daun muda berambut halus.
Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berseling, helai daun kaku seperti kulit tipis, bentuknya elips memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi halus, pertulangan menyirip, panjang 6 – 18 cm, lebar 2 – 6 cm warnanya hijau. Pucuk daun muda yang digunakan untuk pembuatan minuman. Teh dapat tumbuh di daerah beriklim lembab, tropis dan subtropis (Rani et al., 2014).
Terdapat empat jenis teh berdasarkan tingkat oksidasi yang terjadi pada daun teh saat pengolahan. Jenis-jenis teh tersebut adalah Teh putih (tidak mengalami proses oksidasi sama sekali), Teh hijau (proses oksidasi dalam jumlah minimal), Teh oolong(mengalami semioksidasi) dan Teh hitam (mengalami oksidasi paling lama).
Komposisi kimia daun teh sepertiganya berupa polifenol. Katekin dari kelompok flavonoid merupakan kelompok terbesar. Katekin utamanya yaitu epikatekin galat, epikatekin, epigalokatekin dan epigalokatekin galat.
Selain itu mengandung alkaloid, asam amino, karbohidrat, protein, klorofil, senyawa organik mudah menguap (menciptakan bau teh), fluor, alumunium, mineral dan trace element (Namita et al., 2012). Kadar pektin bervariasi yaitu 4,9-7,6% dari berat kering daun (Andi, 2006). Senyawa alkaloid yang dikandungnya berkisar antara 3-4 % dari berat kering daun teh yang memberi sifat menyegarkan.
Alkaloid utama dalam daun teh adalah senyawa kafein, theobromin dan theofolin (Towaha, 2013). Kandungan mineral dalam daun teh sekitar 4 – 5% dari berat kering daun (Towaha, 2013). Mineral tersebut yaitu magnesium, kalium, flour, natrium, kalsium, seng, mangan dan cuprum (Andi, 2006). Kandungan kimia daun teh segar terdapat pada Lampiran Tabel 1.
Katekin merupakan kelompok besar senyawa kimia yang bermanfaat untuk kesehatan karena sebagai sumber antioksidan. Katekincepat diserap ke dalam tubuh dan berhubungan dengan beberapa potensi manfaat kesehatan teh.
Mekanisme polifenol teh sebagai antioksidan yaitu denganmenangkapoksigen, nitrogen reaktif dan senyawa khelat sehingga dapat mengurangi risiko berbagai penyakit, termasuk kanker dan penyakit jantung koroner (Gupta et al., 2009).
Daun teh juga bermanfaat untuk kesehatan mulut dan fungsi fisiologis lainnya seperti efek antihipertensi, mengontrol berat badan, dan aktivitas antivirasik, meningkatkan kepadatan mineral tulang, sifat antifibrotik dan kekuatan saraf. Sebagai obat herbal, teh hijau ini sering digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan perut, muntah dan untuk menghentikan diare (Namita, 2012).
Katekin teh hijau bersifat antimikroba yang disebabkan oleh adanya guguspirogalol dan galoil. Sifat antimikrobaini meliputimikroba Staphylococcus aureus, Aeromonassabria, Clostridium perfringens, dan C. botulinum.
Selain itu juga ampuh terhadap bakteri Vibrio parahaemolyticus (kolera), Streptococcus mutans (karies gigi), Salmonella typhi (tipes) dan E. coli (diare) (Andi, 2006). Gugusgaloil pada theaflavin teh hitam dapat menghambat aktivitas beberapa virus yang berkemampuan reverse transkriptase dan polimerase DNA manusia seperti virus HIV (Andi, 2006).